Minggu, 28 April 2013

PUNCAK SUROLOYO





\




GOA MARIA SENDANGSONO


Gua Maria di Indonesia umumnya berupa tempat ziarah dengan makna historis bagi perkembangan Gereja Katolik di Indonesia ataupun Gereja Katolik setempat. Gua Maria Sendangsonomisalnya, adalah tempat dibaptisnya orang Jawa pertama kalinya.
Bangunan utamanya dibentuk seperti gua tetapi ada juga yang berada pada gua alam asli. Disebut Gua Maria karena ditempatkannya patung Bunda Maria, ibunda Yesus, di gua tersebut. Tempat itu kemudian menjadi tempat ziarah umat Katolik untuk mendekatkan diri pada Allah Bapa dengan berdoa melalui perantaraan Bunda Maria dan Yesus Kristus.

WADUK SERMO


Waduk Sermo merupakan salah satu tempat wisata di Kabupaten Kulonprogo, Provinsi DIY.
Waduk Sermo mempunyai sumber daya alam yang amat potensial seperti kawasan wisata, dan saat ini dapat digunakan sebagai tempat pariwisata untuk umum. Waduk Sermo, selain menjadi tempat orang untuk berplesiran, juga menjadi sarana orang-orang yang mempunyai hobi memancing. Masyarakat sekitar Waduk Sermo juga ada yang memanfaatkan waduk ini untuk membangun keramba. Malah ada yang menggunakan kerambatersebut untuk dijadikan rumah apung untuk beristirahat dan makan bersama.
Waduk Sermo yang pada mulanya secara hanya untuk diupayakan agar dipelihara sebaik-baiknya bakal jadi salah satu objek yang bisa diunggulkan di Yogyakarta karena waduk yang dibuat pada tahun 1993 tersebut hanyalah satu-satunya waduk yang ada di DIY.

WISATA DI KULONPROGO

Pantai Bugel
Goa Kiskendo
Pantai Congot
Puncak Suroloyo
Pantai Glagah Indah
Kali Biru
Pemandia Clereng
Goa Maria Lawangsih
Goa Maria Laurdes Sendangsono
Makam Nyi Ageng Serang

Minggu, 10 Februari 2013

SEJARAH KULONPROGO


Daerah yang saat ini termasuk wilayah Kabupaten Kulon Progo hingga berakhirnya pemerintahan kolonial Hindia Belanda merupakan wilayah dua kabupaten, yaitu Kabupaten Kulon Progo yang merupakan wilayah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kabupaten Adikarto yang merupakan wilayah Kadipaten Pakualaman. Kedua kabupaten ini digabung administrasinya menjadi Kabupaten Kulon Progo pada tanggal 15 Oktober 1951.

[sunting]Kabupaten Kulon Progo

Sebelum Perang Diponegoro di daerah Negaragung, termasuk di dalamnya wilayah Kulon Progo, belum ada pejabat pemerintahan yang menjabat di daerah sebagai penguasa. Pada waktu itu roda pemerintahan dijalankan oleh pepatih dalem yang berkedudukan di Ngayogyakarta Hadiningrat. Setelah Perang Diponegoro 1825-1830 di wilayah Kulon Progo sekarang yang masuk wilayah Kasultanan terbentuk empat kabupaten yaitu:
  • Kabupaten Pengasih, tahun 1831
  • Kabupaten Sentolo, tahun 1831
  • Kabupaten Nanggulan, tahun 1851
  • Kabupaten Kalibawang, tahun 1855
Masing-masing kabupaten tersebut dipimpin oleh seorang tumenggung. Menurut buku Prodjo Kejawen pada tahun 1912, Kabupaten Pengasih, Sentolo, Nanggulan dan Kalibawang digabung menjadi satu dan diberi nama Kabupaten Kulon Progo, dengan ibukota di Pengasih. Bupati pertama dijabat oleh Raden Tumenggung Poerbowinoto.
Dalam perjalanannya, sejak 16 Februari 1927 Kabupaten Kulon Progo dibagi atas dua kawedanan dengan delapan kapanewon, sedangkan ibukotanya dipindahkan ke Sentolo. Dua kawedanan tersebut adalah Kawedanan Pengasih yang meliputi Kapanewon Lendah, Sentolo, Pengasih dan Kokap/Sermo. Kawedanan Nanggulan meliputi Kapanewon Watumurah/Girimulyo, Kalibawang dan Samigaluh.
Berikut adalah daftar Bupati Kulon Progo sampai dengan tahun 1951 adalah sebagai berikut:
  1. RT. Poerbowinoto
  2. KRT. Notoprajarto
  3. KRT. Harjodiningrat
  4. KRT. Djojodiningrat
  5. KRT. Pringgodiningrat
  6. KRT. Setjodiningrat
  7. KRT. Poerwoningrat

[sunting]Kabupaten Adikarto

Di daerah selatan Kulon Progo ada suatu wilayah yang masuk Keprajan Kejawen yang bernama Karang Kemuning yang selanjutnya dikenal dengan nama Kabupaten Adikarto. Menurut bukuVorstenlanden disebutkan bahwa pada tahun 1813, Pangeran Notokusumo diangkat menjadi KGPA Ario Paku Alam I dan mendapat palungguh di sebelah barat Kali Progo sepanjang pantai selatan yang dikenal dengan nama Pasir Urut Sewu. Oleh karena tanah pelungguh itu letaknya berpencaran, maka sentono ndalem Paku Alam yang bernama Kyai Kawirejo I menasehatkan agar tanah pelungguh tersebut disatukan letaknya. Dengan satukannya pelungguh tersebut, maka menjadi satu daerah kesatuan yang setingkat kabupaten. Daerah ini kemudian diberi nama Kabupaten Karang Kemuning dengan ibukota Brosot.
Sebagai Bupati yang pertama adalah Tumenggung Sosrodigdoyo. Bupati kedua, R. Rio Wasadirdjo, mendapat perintah dari KGPAA Paku Alam V agar mengusahakan pengeringan Rawa di Karang Kemuning. Rawa-rawa yang dikeringkan itu kemudian dijadikan tanah persawahan yang Adi (Linuwih) dan Karta (Subur) atau daerah yang sangat subur. Oleh karena itu, maka Sri Paduka Paku Alam V lalu berkenan menggantikan nama Karang Kemuning menjadi Adikarta pada tahun 1877 yang beribukota di Bendungan. Kemudian pada tahun 1903 bukotanya dipindahkan ke Wates. Kabupaten Adikarta terdiri dua kawedanan (distrik) yaitu kawedanan Sogan dan kawedanan Galur. Kawedanan Sogan meliputi kapanewon (onder distrik) Wates dan Temon, sedangkan Kawedanan Galur meliputi kapanewon Brosot dan Panjatan.
Bupati di Kabupaten Adikarta sampai dengan tahun 1951 berturut-turut sebagai berikut:
  1. Tumenggung Sosrodigdoyo
  2. R. Rio Wasadirdjo
  3. R.T. Surotani
  4. R.M.T. Djayengirawan
  5. R.M.T. Notosubroto
  6. K.R.M.T. Suryaningrat
  7. Mr. K.R.T. Brotodiningrat
  8. K.R.T. Suryaningrat (Sungkono)

[sunting]Kritik Catatan sejarah kabupaten Adikarto

Penulisan Sejarang Kabupaten Adikarto dalam Perda Kabupaten Kulon Progo tentang hari jadi Kabupaten Kulon Progo mengundang kritik karena dalam penyusunannya samasekali tidak menggunakan sumber referensi tertulis.

[sunting]Penggabungan wilayah Kabupaten Adikerto dengan Kabupaten Kulon Progo

Pada tanggal 5 September 1945, Sultan Hamengkubuwono IX dan Paku Alam VIII mengeluarkan amanat yang menyatakan bahwa Kasultanan dan Pakualaman adalah daerah yang bersifat kerajaan dan daerah istimewa dari Negara Republik Indonesia.
Pada tahun 1951, Hamengkubuwono IX dan Paku Alam VIII memikirkan perlunya penggabungan antara wilayah Kasultanan yaitu Kabupaten Kulon Progo dengan wilayah Pakualaman yaitu Kabupaten Adikarto. Atas dasar kesepakatan kedua penguasa tersebut, selanjutnya dikeluarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1951 yang ditetapkan tanggal 12 Oktober 1951 dan diundangkan tanggal 15 Oktober 1951. Undang-undang ini mengatur tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 untuk Penggabungan Daerah Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Adikarto dalam lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi satu kabupaten dengan nama Kulon Progo yang selanjutnya berhak mengatur dan mengurus rumah-tanganya sendiri. Undang-undang tersebut mulai berlaku mulai tanggal 15 Oktober 1951. Secara yuridis formal Hari Jadi Kabupaten Kulon Progo adalah 15 Oktober 1951, yaitu saat diberlakukannya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1951 oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia.

SEKILAS KABUPATEN KULONPROGO


Kabupaten Kulon Progo (bahasa JawaHanacaraka, ꦏꦸꦭꦺꦴꦤ꧀ꦥꦿ​ꦒ​; LatinKulonprågå) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa YogyakartaIndonesia. Ibukotanya adalah Wates. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantuldi timur, Samudra Hindia di selatan, Kabupaten Purworejo di barat, serta Kabupaten Magelang di utara. Nama Kulon Progo berarti sebelah barat Sungai Progo (kata kulon dalam Bahasa Jawa artinya barat). Kali Progo membatasi kabupaten ini di sebelah timur.
Kabupaten Kulon Progo terdiri atas 12 kecamatan, yang dibagi lagi atas 88 desa dan kelurahan, serta 930 Pedukuhan (sebelum otonomi daerah dinamakan Dusun). Pusat pemerintahan di Kecamatan Wates, yang berada sekitar 25 km sebelah barat daya dari pusat Ibukota Propinsi DIY, di jalur utama lintas selatan Pulau Jawa (Surabaya - Yogyakarta - Bandung. Wates juga dilintasi jalur kereta api lintas selatan Jawa.
Bagian barat laut wilayah kabupaten ini berupa pegunungan (Bukit Menoreh), dengan puncaknya Gunung Gajah (828 m), di perbatasan dengan Kabupaten Purworejo. Sedangkan di bagian selatan merupakan dataran rendah yang landai hingga ke pantai. Pantai yang ada di Kabupaten Kulonprogo adalah Pantai CongotPantai Glagah (10 km arah barat daya kota Wates atau 35 km dari pusat Kota Yogyakarta) dan Pantai Trisik.